Selasa, 30 November 2010

biologi- protista

Jenis protista yang menyerupai hewan (protozoa) dapat dibedakan menjadi 4 kelas berdasarkan alat geraknya, yaitu Rhizopoda, Flagellata, dan Sporozoa.
a. Rhizopoda (Sarcodina)
Rhizopoda ( Yunani, rhizo = akar, podos = kaki). Contoh Rhizopoda yang paling mudah diamati adalah Amoeba sp. Amoeba memiliki alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia). Pseudopodia ini berfungsi sebagai alat gerak dan memangsa makanan. Bentuk sel amoeba tidak tetap, sitoplasmanya terdiri dari ektoplasma dan endoplasma. Habitat organisme ini di tanah yang lembab, air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian kecil hidup di dalam tubuh hewan atau manusia. Ektoplasma Amoeba sp. bersifat lebih kental dari endoplasma, sehingga aliran endoplasma dan ektoplasma tersebut berperan dalam penjuluran dan penarikan pseudopodia. Dengan cara ini Amoeba bergerak untuk menangkap makanan. Amoeba berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner. Apabila kondisi lingkungan tidak menguntungkan, amoeba dapat memper-tahankan hidupnya dengan membentuk kista. Kista adalah bentuk penebalan plasma guna melindungi diri dari lingkungan yang tidak menguntungkan. Ukuran tubuh amuba sangat besar untuk ukuran protozoa, yaitu berkisar 200 – 300 mikron. Berdasarkan tempat hidupnya amuba dibedakan menjadi 2 yaitu, Ektoamuba yang hidup diluar tubuh organisme lain (hidup bebas). Misalnya: Amuba Proteus; amuba raksasa Chaos carolinense (dapat mencapai ukuran 100 mikron), dan Entamuba yang hidup didalam tubuh organisme, misalnya manusia. contoh entamuba antara lain sebagai berikut:
- Entamuba histolytica, penyebab penyakit disentri, karena menyerang dan merusak jaringan usus.
- Entamuba coli, hidup didalam kolon (usus besar manusia). Amuba ini tidak bersifar parasit, tetapi kadang-kadang menyebabkan diare.
- Entamuba gingivalis, hido dalam rongga mulut dan menguraikan sisa – sisa makanan , sehingga merusakn gigi dan gusi.
Rhizopoda bersifat heterotrof dengan memangsa alga uniseluler, bakteri, atau protozoa lain.


b. Ciliata ( ciliophora / Infusoria)
Ciliata (Latin, cilia = rambut kecil) bergerak dengan menggunakan silia (rambut getar), sebagian besar ciliata berukuran mikroskopis, tetapi spesies yang terbesar berukuran 3 mm sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Ciliata hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar maupun laut, juga hidup di dalam tubuh hewan lain secara simbiosis maupun parasit. Ciliata melakukan reproduksi secara aseksual (pembelahan biner membujur) dan secara seksual yaitu dengan konjugasi.
1. Struktur Tubuh
a) Kebanyakan ciliata berbentuk simetris kecuali ciliata primitive, simetrinya radial.
b) Tubuhnya diperkuat oleh perikel, yaitu lapisan luar yang disusun oleh sitoplasma padat.
c) Tubuhnya diselimuti oleh silia, yang menyelubungi seluruh tubuh utama disebut silia somatic.
d) Ciliata mempunyai dua tipe inti sel (nucleus), yaitu makronukleus dan mikronukleus.
e) Ciliata tidak mempunyai struktur khusus pertukaran udara dan sekresi.
2. Nutrisi dan cara makan
Ciliata memiliki mulut atau sitosom yang terbuka menjadi saluran pendek. Di sitofaring pada hewan primitive, mulut terleltak di ujung ionterior tetapi pada kebanyakan cilliata, bagian tersebut diganti oleh bagian posterior.
Terdapat dua macam mulut pada ciliata, yaitu berupa:
a. Mulut membrane berombak / membrane yang bergerak; merupakan cilliata yang menyatu dalam barisan panjang.
b. Membrane yang berupa barisan pendek dari cilia yang bersatu membentuk piringan.
Fungsi ciliata pada mulut adalah untuk menghasilkan makanan dan mendorong partikel makanan menuju sitofaring. Contoh anggota ciliata yang terkenal misalnya paramecium.


Paramecium
Struktur tubuh : Ujung depan tubuh tumpul, sedangkan bagian belakang meruncing hingga bentuknya seperti sandal atau sepatu.
Contoh ciliata lainnya antara lain sebagai berikut :
1. Centor ; bentuknya seperrti trompet dan menetap disuatu tempat.
2. Didinium; merupakan predator pada ekosistem perairan yaitu pemangsa paramecium.
3. Vortisella; bentuk seperti lonceng, bertangkai panjang dengan bentuk lurus atau spiral yang dilengkapi sillia disekitar mulutnya.
4. Styllonichia; bentuknya seperti siput, sillianya berkelompok.
5. Ballanthidium colli; habitatnya pada kolon atau usus besar manusia dapat menyebabkan balanthidiosis (gangguan pada perut).
c. Flagellata ( Mastigophora) Flagellata (Latin, flagell = cambuk) bergerak dengan menggunakan bulu cambuk atau flagelum. Flagellata dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu: 1) Flagellata yang mempunyai kromatofora dan struktur yangmengandung pigmen hijau klorofil, disebut kelompok fitoflagellata. Contoh: a) Euglena viridis, hidup di air tawar. b) Volvox globator, hidup di air tawar, berkoloni, merupakan kumpulan ribuan hewan bersel satu yang berflagel dua. Sel-sel pembentuk koloni dihubungkan dengan benang-benang plasma. c) Noctiluca miliaris, hidup di laut, mempunyai dua flagel, yang satu panjang dan yang satu pendek, hewan ini menyebabkan laut tampak bercahaya pada waktu malam hari. 2) Flagellata yang tidak mempunyai pigmen klorofil disebut kelompok zooflagellata.




Contoh:
a) Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense, penyebab penyakit tidur pada manusia. Hospes perantaranya adalah lalat tse-tse, yaitu Glosina palpalis dan Glosina mursitans. Trypanosoma hidup di dalam kelenjar getah bening atau cairan serebro spinal manusia.
b) Trichomonas vaginalis, parasit pada vagina saluran urine wanita.
c) Leishmania tropica, penyebab penyakit kalaazar dengan tanda
demam dan anemia.
d) Leishmania tropica, penyebab penyakit kulit, disebut penyakit oriental.
e) Trypanosoma evansi, penyebab penyakit sura (malas) pada ternak, hospes perantara lalat tabanus. Flagellata ini bergerak dengan bantuan satu atau lebih flagela. Bentuk flagela seperti cambuk. Letaknya
berada pada ujung anterior tubuhnya. Selain berfungsi sebagai alat gerak,
Giardia lamblia
Merupakan satu-satunya Protozoa usus yang menimbulkan penyakit
disentri/diare dan kejang-kejang di bagian perut. Protozoa ini ditemukan
dalam duodenum/usus dua belas jari. Penularannya melalui makanan atau
minuman yang tercemar dan melalui kontak dari tangan ke mulut.
(5) Leishmania donovani
Leishmania donavani menimbulkan penyakit pada anjing dan dapat
ditularkan pada manusia. Penyakit ini menyebabkan perbesaran limpa, hati,
kelenjar limfa, anemia sehingga dapat menimbulkan kematian. flagela juga dapat digunakan untuk mengetahui keadaan lingkungannya.
Flagellata merupakan nenek moyang dari hewan dan
tumbuhan. T. cruzi merupakan
penyebab penyakit nagana pada sapi dan kerbau.

d. Sporozoa (Apicomplexa) Sporozoa (Yunani, spore = biji, zoa = hewan) adalah kelompok protista uniseluler yang pada salah satu tahapan dalam siklus hidupnya memiliki bentuk seperti spora. Sporozoa tidak memilki alat gerak. Sporozoa melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual.
Reproduksi Aseksual dilakukan dengan pembelahan biner dan seksual dilakukan dengan pembentukan gamet dan dilanjutkan dengan penyatuan gamet jantan dan betina. Contoh sporozoa adalah Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria pada manusia. Siklus hidup Plasmodium terbagi menjadi 2, yaitu di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina dan di dalam tubuh manusia. Siklus hidup plasmodium didalam tubuh inang berhasil diungkapkan oleh Charles Laverans dan Grassy, dengan siklus sebagai berikut:
- Bila seekor nyamuk Anopheles menghisap darah maka dikeluarlah zat anti pembekuan darah agar darah korban tidak membeku.
- Bersamaan dengan zat anto kogualan maka keluarlah sporozoit – sporozoit dari mulut nyamuk dan masuk melalui luka gigitan di tubuh korban.
- Setelah tiga hari sporozoit keluar dari hati, kemudian menyerang sel – sel darah merah dan memasukinya. Fase ini disebut fase eritrositer.
- Sporozoit didalam sel darah merah disebut tropozoit,
- Setelah sel – sel darah merah pecah, merozoit keluar dan mencari sel – sel darah merah yang baru. Kejadian ini berulang beberapa kali.
- Bersama dengan pecahnya sel – sel darah merah itu penderita merasa demam
- Setelah beberapa waktu mengalami skizogomi, beberapa merozoit berubah menjadi gametositosit yaitu persiapan untuk menjadi gamet jantan dan gamet betina.
- Jika saat itu darah manusia ini dihisap oleh nyamuk anopheles betina, maka didalam tubuh nyamuk, gametosit akan berubah menjadi gamet jantan (mikro gamet) dan gamet betina (makro gamet), dua gamet ini kemudian melebur menjadi satu membentuk zigot. Zigot ini akan menjadi ookinet, bentuknya seperti cacing dan menerobos dinding usus atau perut nyamuk dan pengisap makanan dari tubuh nyamuk.
- Ookinet berubah menjadi bulat disebut oosista. Dari satu oosista menghasilkan beribu – ribu sporozoit dengan cara sporogani.
Dari tahap ini kemudian sporozoit akan sampai pada kelenjar liur nyamuk untuk ditularkan lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar